iman pada hari akhir

Senin, 26 Oktober 2009 |

BAB.II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman Pada Hari Akhir
Beriman pada hari akhir merupakan salah satu aqidah yang sangat penting bagi orang muslim, dan merupakan rukun iman yang kelima. Dengan beriman kepada hari akhir kita harus yakin bahwa akan ada balasan dari tiap perbuatan manusia di dunia ini. Bagi orang islam yakin bahwa suatu ketika nanti dunia fana ini akan hancur lebur, gedung yang menjulang tinggi, gunung yang kokoh, lautan yang luas dan gemuruh manusia yang berkuasa dan sebagainya, akan hancur lebur rata jadi satu.
Pada hari itu disebut hari kiamat, kehancuran bumi itu karena guncangan yang maha dahsyat, manusia kebingungan dan pada hari itu manusia dikumpulkan untuk memperoleh hisab atas segala amal perbuatannya di dunia. Perbuatan itu akan diajukkan ke pengadilan Allah SWT untuk memperoleh balasan yang hakiki tanpa dikurangi dan tanpa dilebihkan. Dan tidak satu makhlukpun dibenitahukan oleh Allah SWT kapan hari kiamat itu teriadi. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri yang menerima wahyu dari Allah, juga tidak mengetahui tentang tepatnya kapan hari kiamat itu. Yang pasti tahu hanyalah Allah SWT sebagaimana firmannya dalam (Q.S Ta'ha ayat: 15)

Artinya: “ Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang dia usahakan.



Firman Allah SWT dalam (Q. S. Al Haj 7):

Artinya : "Dan sesungguhnya kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. "



2.2 Macam-Macam Hari Kismat Dan Tanda-Tanda Kiamat
a. Kiamat Sugra
Setiap makhluk akan menemui kematian atau kepenuhan dan tidak mungkin hidup abadi. Berakhirnya kehidupan masing-masing makhluk dinamakan kiamat sugra, artinya kiamat kecil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam (Q.S Al Imran Ayat 185).
Artinya : Tiap-hap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sejalan disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari mereka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia lelah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

b. Kiamat Kubra
Berakhimya seluruh kehidupan makhluk secara serempak dimana kiamat kubra artinya kiamat besar. Kapan datangnya kiamat kubra itu tidak diketahui sama sekali oleh siapapun namun Allah SWT menerangkan tanda-tandanya dalam (Al Qur'an Surat Al Haqqah Ayat 13 -18)

Artinya : "Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung’Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu Yang tersembunyi (bagi Allah)

Pada ayat tersebut di atas Allah SWT telah menjelaskan tanda-tanda akan terjadinya hari kiamat sedangkan peristiwa yang akan terjadinya pada hari akhir, diberitakan oleh Allah SWT dalam (Q.S Az Zalzalah ayat 1-6)

Artinya: “ Apabila bumi digoncang dengan goncangan (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluarkan benda-benda berat (yang dikandungnya). Dan manusia bertanya: mengapa bumi (jadi begini)?. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam supaya diporlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.

Kejadian hari kiamat itu hebat dan dahsyat, sehingga tidak bisa diukur dan dikira-kira berdasarkan perhitungan. Pada hari itu wanita-wanita yang sedang hamil, mendadak melahirkan dan wanita yang sedang menyusui bayinya, lupa kepada anaknya. Mereka bingung dan ketakutan seperti sedang mabuk, karena menyaksikan bumi goncang sehebat-hebatnya dan gunung-gunung beterbangan bagaikan kapas ditiup angin.

2.3 Kejadian pada hari akhir
2.3.1 Keluarnya Dajjal Sebagai Tanda Hari Kiamat
Secara bahasa:
Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu dalam kitab beliau At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya: Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu manusia). Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling besar penipuannya.”
Dalam istilah syar’i:
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah Lum’atul I’tiqad)


Peringatan akan Keluarnya Dajjal
Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma, dia berkata:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah dia itu buta sebelah matanya, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, 2930/169)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنِ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؟ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya, pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: ك ف ر -yakni kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dalam riwayat lain:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Bisa dibaca oleh semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105) Selengkapnya...